Tentang jeritan yang tak pernah selesai
Istora Senayan, Jakarta, 5 April 2011
Tiket konser mars di jakarta sudah ludes dua bulan sebelum tanggal konser. Padahal album perdananya, Doo-Wops & Hooligans dengan single “Just The Way You Are” yang sukses menjadi nomor satu di berbagai negara, baru dirilis pada bulan Oktober 2010.
Mars yang bernama asli Peter Hernandez dan mendapat tujuh nominasi Grammy 2011 (ia menang untuk kategori vokal terbaik lagu pop) ini mulai dikenal ketika ia menulis dan ikut menyanyi dalam lagu-lagu hit seperti “Billionaire” bersama Travie McCoy dan “Nothin’ on You” bersama B.O.B. Pembuka pertunjukan malam itu adalah permainan drum Mars, lalu ia meraih gitarnya dan mulai menyanyikan “The Other Side”, “Top of the World”, dan “Money” (The Beatles) yang disambung dengan “Billionaire”.
Anak emas baru dalam musik dunia itu menunjukkan kenapa ia bisa mencetak sukses dalam waktu yang relatif singkat, dan kenapa ia bisa mengumpulkan 8000 orang di konsernya hanya dengan bekal satu album. Vokal Mars merdu, sehalus dan selembut madu, tapi ia juga mampu menjangkau nada-nada tinggi tanpa kesulitan. Ia bermain gitar di sepanjang pertunjukan, ramah menyapa penonton, dan pandai memancing histeria penonton. Ketika hit-hit-nya dibawakan, seperti “Marry You” dan “Just The Way You Are” sudah pasti itu adalah pertanda penonton akan ‘kerasukan’� dan paduan suara raksasa siap membahana.
Penampilannya sederhana, dengan topi fedora andalan dan senyum maut itu. Berada di konser Bruno Mars berarti Anda harus siap fisik sekaligus mental dengan jeritan penonton yang sambung-menyambung. Apa saja yang dilakukan Mars akan berakhir dengan jeritan panjang dan, terutama, luar biasa keras. Ini tampaknya adalah hal yang pasti ditemui di setiap konser Mars, tapi itu tak membuatnya acuh. Mungkin itulah salah satu pesona Mars. Ketika ia tersenyum dan menyebarkan pandangan ke seluruh penjuru tempat konser, terpesona melihat penonton, ia tak sedang berbasa-basi. Ia bukan Arcade Fire yang sangat keren dan membuat album nan epik, atau Bono yang berkharisma. Tapi Mars punya senjata ampuhnya sendiri: melodi pop apik dan pembawaan rendah hati.
Keterampilannya membuat lagu pop yang baik didapat berkat pengalamannya tampil di panggung sejak usia 4 tahun dan dikelilingi musik Motown, Elvis Presley dan Michael Jackson. Ya, sebagian besar dari 8000 penonton malam itu adalah remaja perempuan. Tapi kelebihan Mars yang bisa membuatnya sebagai musisi panjang usia adalah bahwa ia bisa disukai oleh siapa saja, dari segala umur dan golongan. Dengan itu, kita tinggal menunggu konsistensinya untuk menghasilkan hit dan bersiap-siap kena sihirnya lagi.���
Mars yang bernama asli Peter Hernandez dan mendapat tujuh nominasi Grammy 2011 (ia menang untuk kategori vokal terbaik lagu pop) ini mulai dikenal ketika ia menulis dan ikut menyanyi dalam lagu-lagu hit seperti “Billionaire” bersama Travie McCoy dan “Nothin’ on You” bersama B.O.B. Pembuka pertunjukan malam itu adalah permainan drum Mars, lalu ia meraih gitarnya dan mulai menyanyikan “The Other Side”, “Top of the World”, dan “Money” (The Beatles) yang disambung dengan “Billionaire”.
Anak emas baru dalam musik dunia itu menunjukkan kenapa ia bisa mencetak sukses dalam waktu yang relatif singkat, dan kenapa ia bisa mengumpulkan 8000 orang di konsernya hanya dengan bekal satu album. Vokal Mars merdu, sehalus dan selembut madu, tapi ia juga mampu menjangkau nada-nada tinggi tanpa kesulitan. Ia bermain gitar di sepanjang pertunjukan, ramah menyapa penonton, dan pandai memancing histeria penonton. Ketika hit-hit-nya dibawakan, seperti “Marry You” dan “Just The Way You Are” sudah pasti itu adalah pertanda penonton akan ‘kerasukan’� dan paduan suara raksasa siap membahana.
Penampilannya sederhana, dengan topi fedora andalan dan senyum maut itu. Berada di konser Bruno Mars berarti Anda harus siap fisik sekaligus mental dengan jeritan penonton yang sambung-menyambung. Apa saja yang dilakukan Mars akan berakhir dengan jeritan panjang dan, terutama, luar biasa keras. Ini tampaknya adalah hal yang pasti ditemui di setiap konser Mars, tapi itu tak membuatnya acuh. Mungkin itulah salah satu pesona Mars. Ketika ia tersenyum dan menyebarkan pandangan ke seluruh penjuru tempat konser, terpesona melihat penonton, ia tak sedang berbasa-basi. Ia bukan Arcade Fire yang sangat keren dan membuat album nan epik, atau Bono yang berkharisma. Tapi Mars punya senjata ampuhnya sendiri: melodi pop apik dan pembawaan rendah hati.
Keterampilannya membuat lagu pop yang baik didapat berkat pengalamannya tampil di panggung sejak usia 4 tahun dan dikelilingi musik Motown, Elvis Presley dan Michael Jackson. Ya, sebagian besar dari 8000 penonton malam itu adalah remaja perempuan. Tapi kelebihan Mars yang bisa membuatnya sebagai musisi panjang usia adalah bahwa ia bisa disukai oleh siapa saja, dari segala umur dan golongan. Dengan itu, kita tinggal menunggu konsistensinya untuk menghasilkan hit dan bersiap-siap kena sihirnya lagi.���
Foto Eksklusive Konser Bruno Mars di Jakarta
Peter Gene Hernandez atau yang akrab disapa Bruno Mars tampil memukau dalam konser bertajuk The Doo-Wops & Hooligans Tour di Istora Senayan, Jakarta, Selasa (5/4/2011). Penyanyi, penulis lagu, dan produser musik asal Hawaii, Amerika Serikat tersebut membawakan hits andalannya seperti “Nothin’ on You” dan “Just The Way You Are.”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar