Pesonamu memercik pada riuh rendah degup jantungku yang telah terkulai
Kau ada bersama segala keindahan menyertai,
bagai malaikat khayalan masa kecilku
Menjadi lengkung bianglala setelah rinai hujan getir kesedihan di hatiku
Bagai harum hutan pinus di sisi bukit
atau aroma wangi melati di pekarangan
Bertiup lembut pada hamparan lanskap kesunyian kepingan hati ini
Mengalun pelan menyusuri relung hati gulita, selasar waktu dan derap putus asa
yang luruh dalam hening
Waktu yang telah kau untai dengan tekun adalah tapak tapak kiprahmu
dengan kilau rembulan di beranda matamu membasuh perihku, melerai gulita
Pada hari hari dimana kegetiran yang melelahkanku oleh kelam kecewa
Engkau senantiasa hadir dan mengalir, memendar terang di sepanjang selasar hidupku
Tak ubahnya seperti gugusan awan bersama selarik bianglala membentang di horison langit
Dari jernih hati
juga semangat menyala
menjelma energi cahaya
menuntunku agar tak kehilangan arah
dipersembahkan untuk seseorang yang senantiasa membuatku bertahan...
Poertry for M I A (M..... I... A.....)
after midnight 31 Januari 2011 early morning
Tidak ada komentar:
Posting Komentar