Senin, 20 Desember 2010

Cerpen: 1000 BURUNG KERTAS



About Love Story...


Sewaktu Abeng & Noni baru pacaran,
Abeng membuatkan untuk Noni 1000 burung kertas.
 lalu menggantungkannya di dalam kamar Noni..
Abeng mengatakan bahwa 1000 burung kertas itu adalah perlambang 1000 ketulusan hatinya.
Waktu itu...
Abeng & Noni setiap detik selalu merasakan betapa indahnya cinta mereka berdua.

Tetapi pada suatu saat, Noni mulai menjauhi Abeng.
Noni memutuskan untuk menikah dan pergi ke Perancis...
ke Paris...Tempat yang dia impikan di dalam mimpinya berkali2 itu...
Sewaktu Noni mau memutuskan Abeng, Noni bilang sama Abeng,
"Kita harus melihat dunia ini dengan pandangan yang dewasa...
Menikah bagi cewek adalah kehidupan kedua kalinya...
Aku harus bisa memegang kesempatan ini dengan baik.!".
"Kamu terlalu miskin, sungguh aku tidak berani membayangkan
bagaimana kehidupan kita setelah menikah...!"
Abeng kecewa...hatinya hancur...tapi dia tetap percaya bahwa Noni tetap mencintainya.
Dan Abeng berjanji dalam hati untuk meraih masa depan yang lebih baik dengan meninggalkan kemiskinan. Dan setelah kaya nanti Abeng akan menemui Noni kembali tuk hidup bersamanya.
Setelah Noni pergi ke Perancis,
Abeng bekerja keras...
dari mulai menjual koran...
menjadi karyawan sementara...
bisnis kecil...
setiap pekerjaan dia kerjakan dengan sangat baik dan tekun.
Sudah lewat beberapa tahun...
Karena pertolongan teman dan kerja kerasnya,
akhirnya dia mempunyai sebuah perusahaan.
Dia sudah kaya, tetapi hatinya masih tertuju pada Noni,
dia masih tidak dapat melupakannya.

Pada suatu hari... waktu hujan,
Abeng dari mobilnya melihat sepasang orang tua berjalan sangat pelan di depan
Dia mengenali mereka, mereka adalah orang-tua Noni....
Abeng ingin mereka mellihat kalau sekarang dia tidak hanya mempunyai mobil pribadi.
tetapi juga mempunyai villa dan perusahaan sendiri,
ingin mereka tahu kalau dia bukan seorang yang miskin lagi,
dia sekarang adalah seorang Boss.
Abeng mengendarai mobilnya sangat pelan sambil mengikuti sepasang orang tua tersebut.
Hujan terus turun tanpa henti, biarpun kedua orang-tua itu memakai payung.
tetapi badan mereka tetap basah kena hujan.
Sewaktu mereka sampai tempat tujuan,
Abeng tercegang oleh apa yang ada di depan matanya, itu adalah tempat pemakaman.
Dia melihat di atas papan nisan Noni tersenyum sangat manis padanya.
Di samping makamnya yang kecil, tergantung burung2 kertas yang
dibuatkan Abeng dulu.
Dalam hujan, burung2 kertas itu terlihat begitu hidup,
Orang-tua Noni memberitahu Abeng.
"Noni tidak pergi ke Paris,
Nonil terserang kanker,
Noni pergi ke surga..!".
"Noni ingin Abeng menjadi orang,
mempunyai keluarga yang harmonis,
maka dengan terpaksa berbuat demikian terhadap Abeng dulu..!!"
Noni bilang dia sangat mengerti Abeng,
dia percaya kalau Abeng pasti akan berhasil.
Noni mengatakan...
kalau pada suatu hari Abeng akan datang ke makamnya
dan berharap dia membawakan beberapa burung kertas buatnya lagi.
Abeng langsung berlutut,
berlutut di depan makam Noni,
menangis dengan begitu sedihnya.
Hujan pada hari itu terasa tidak akan berhenti,
membasahi sekujur tubuh Abeng.
Abeng teringat senyum manis Noni yang begitu manis dan polos,
Mengingat semua itu,
hatinya mulai meneteskan darah...
Sewaktu orang-tua itu keluar dari pemakaman,
mereka melihat kalau Abeng sudah membukakan pintu mobil untuk mereka.
Lagu sedih terdengar dari dalam mobil tersebut.

"Hatiku tidak pernah menyesal,
semuanya hanya untukmu 1000 burung kertas,
1000 ketulusan hatiku,
beterbangan di dalam angin
menginginkan bintang yang lebat besebaran di langit...
melewati sungai perak,
apakah aku bisa bertemu denganmu?
Tidak takut berapapun jauhnya,
hanya ingin sekarang langsung berlari ke sampingmu."

Tidak ada komentar:

Posting Komentar